Universitas Padjadjaran (Unpad)
berdiri pada tanggal 11 September 1957 dan awalnya berlokasi di Kota Bandung.
Berdirinya Unpad tidak terlepas dari keinginan masyarakat Bandung yang
menginginkan adanya pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu.
Sebenarnya pada tahun 1950
sudah ada beberapa perguruan tinggi ternama. Seperti Fakultas Teknik dan
Fakultas MIPA yang merupakan bagian dari Universitas Indonesia (UI), Perguruan
Tinggi Pendidikan Guru (PTPG), sampai Institut Teknologi Bandung yang telah berdiri
sejak tahun 1920.
Unpad kemudian didirikan
setelah Kota Bandung saat itu menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada tahun
1955. Kemudian, pada tanggal 14 Oktober 1956 dibentuklah Panitia Pembentukan
Universitas Negeri (PPUN) di Bandung.
Panitia itu membentuk
delegasi yang terdiri atas Prof. Muh. Yamin, Mr. Soenardi, Mr. Bushar Muhammad
dan beberapa orang tokoh masyarakat Jawa Barat lainnya. Tugas delegasi sendiri
adalah menyampaikan aspirasi masyarakat untuk mendirikan universitas negeri di
Bandung kepada pemerintah.
Akhirnya melalui melalui
SK Menteri PPK No. 11181/S tertanggal 2 Februari 1957, memutuskan membentuk
Panitia Negara Pembentukan Universitas Negeri (PNPUN) di Kota Bandung.
Setelah itu pada tanggal 25
Agustus 1957 dibentuk Badan Pekerja (BP) dan PNPUN yang diketuai oleh Gubernur
Jawa Barat saat itu R. Ipik Gandamana. Hasilnya pada hari Rabu tanggal 11
September 1957 lahirlah Universitas Padjadjaran (Unpad) berdasarkan pengukuhan
PP No. 37 Tahun 1957 tertanggal 18 September 1957 (LN RI No. 91 Tahun 1957).
Nama “Padjadjaran” diambil
dari nama Kerajaan Sunda, yakni Sunda Padjadjaran yang dipimpin oleh Prabu
Siliwangi pada tahun 1473 sampai tahun 1513 Masehi. Nama ini diambil karena
dianggap paling populer di masyarakat Jawa Barat.
Pada tahun-tahun awal
berdiri, Unpad hanya memiliki 4 fakultas, yakni Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masyarakat, Fakultas Ekonomi (keduanya berawal dari Yayasan Universitas Merdeka
di Bandung), Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP, penjelmaan dari
PTPG di Bandung) dan Fakultas Kedokteran.
Setelah itu pada 1960
Unpad kembali membuka fakultas yaitu Fakultas Pendidikan Jasmani. Dan beberapa
tahun berselang Unpad telah menambah sejumlah fakultas lain, di antaranya
sebagai berikut :
·
Fakultas Sosial Politik
(13 Oktober 1958, sekarang FISIP)
·
Fakultas Matematika &
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA, 1 November 1958)
·
Fakultas Sastra (1
November 1958, kini menjadi Fakultas Ilmu Budaya)
·
Fakultas Pertanian
(Faperta, 1 September 1959)
·
Fakultas Kedokteran Gigi
(FKG, 1 September 1959)
·
Fakultas Publisistik (18
September 1960, sekarang menjadi Fikom)
·
Fakultas Psikologi (FPsi,
1 September 1961)
·
Fakultas Peternakan
(Fapet, 27 Juli 1963)
·
Fakultas Ilmu Keperawatan
(FIK, 8 Juni 2005)
·
Fakultas Perikanan &
Ilmu Kelautan (FPIK, 7 Juli 2005)
·
Fakultas Teknologi
Industri Pertanian (FTIP, 13 September 2005)
Lalu, pada tanggal 7
September 1982, Unpad membuka Fakultas Pascasarjana. Fakultas ini menyelenggarakan pendidikan jenjang S-2
(Program Magister) dan S-3 (Program Doktor).
Pindah ke Jatinangor
Sejak tahun 1977 Unpad sudah
melakukan pengadaan lahan yang memadai dan kemudian disepakati untuk pindah ke
Jatinangor pada tahun 1979. Unpad kemudian memindahkan kegiatan pendidikannya
ke Jatinangor sejak tahun 1983 secara bertahap. Perpindahan itu diawali oleh
pindahnya Fakultas Pertanian, lalu diikuti fakultas lainnya.
Ide pindahnya Unpad ke
Jatinangor sendiri diusulkan oleh Rektor keenam Unpad, Hindersah Wiraatmadja
yang terinspirasi dari Kota Akademik Tsukuba di Jepang. Ia menggagas “Kota Akademik
Manglayang” yang letaknya dekat Gunung Manglayang di Jatinangor.
Kawasan di Jatinangor yang
menjadi letak Unpad kemudian disetujui oleh Gubernur Jawa Barat melalui Surat
Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 593/3590/1987 dengan luas 3.285,5 Hektar dan
terbagi dalam 7 wilayah peruntukkan. Gedung Rektor Unpad kemudian secara resmi
pindah ke Jatinangor pada tanggal 5 Januari 2012.

